Bagi Karl Marx, negara adalah lembaga yang reperesif. Lembaga ini
ditungganggi oleh kelas menengah dan kaum borjuis demi kapital.
Akhirnya, negara menjadi penindas yang efektif untuk melanggengkan
kekuasaan kaum borjuis. Oleh sebab itu, menurut Marx, negara merupakan
penjelmaan pertentangan kekuatan ekonomi. Negara digunakan oleh pemilik
alat-alat produksi, untuk menindas golongan yang lemah secara ekonomi.
Perlu
sebuah revolusi sosial untuk mengubah hal tersebut. Revolusi ini
merupakan sebuah cara yang untuk mengubah tendensi eksploitatif negara.
Hanya dengan revolusi saja perubahan mengakar dapat terjadi.
Lalu,
apakah hakikat revolusi? Menurut Marx, revolusi sendiri tidak
semata-mata perubahan yang terjadi secara cepat. Revolusi, sebagai
perubahan sosial yang sangat mendasar, tidak menyisakan apa pun dari
keadaan sebelumnya.
Revolusi harus menyangkut perubahan
yang sangat fundamental, menyeluruh dan bersifat multidimensional. Di
sini, seluruh sendi politik, hukum hingga pemerintahan, digantikan
secara radikal.
Persoalannya, siapa yang harus melakukan
revolusi sosial? Bagaimana revolusi itu harus berjalan? Apa saja
syarat-syarat revolusi? Kelas proletarlah yang harus melakukan
revolusi. Kelas proletar adalah kelompok yang tersingkirkan,
termiskinkan oleh sistem ataupun organisasi kontemporer dan produksi
industri. Revolusi menjadi pilihan karena Marx yakin bahwa perbaikan
kelas tertindas tidak dapat dilakukan hanya dengan kompromi. Hal yang
dapat dilakukan adalah melakukan perjuangan kelas.
Lalu
bagaimana kesadaran kolektif kelas dapat terakumulasi untuk mencapai
kondisi matang untuk revolusi? Hal itu terjadi manakala kaum buruh
proletar berada dalam keadaan kondisi yang kurang manusiawi secara
kolektif.
Jika kekuatan ini terkonsentrasi dengan
jaringan komunikasi yang memadai, maka ia akan menjadi sebuah kekuatan
yang luar biasa. Kata Marx, semakin menderita dan tertekan kaum
proletar, semakin cepat pula masyarakat kapitalis menemukan ajalnya.
Tulisan
ini bukan untuk membakar revolusi (walaupun negara yang sedang kritis
ini membutuhkan revolusi), namun untuk memahami peta dan roh dari
revolusi itu sendiri dan untuk memberikan sebuah cakrawala baru mengenai
hakikat serta sisi filsafati revolusi ala Karl Marx, tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar