Ahlan wa Sahlan

Bagi para pencari video porno berformat 3gp atau apapun, gambar bugil, atau apa saja yang berbau mesum, seks dan narkoba, jangan harap bisa menemukannya di blog ini. Artikel di blog ini adalah curahan hati kaum lemah yang selalu dipinggirkan oleh hukum yang berlandaskan materi semata.

Kamis, 22 Desember 2011

(Mana) Madu dan (Mana) Racun...

Belum seminggu aku beli sebotol madu dari seorang teman istriku yang dengan sedikit beriklan dia bilang madunya 100% asli dengan harga lumayan miring. Karena rekomendasi dari sang teman yang mungkin juga diimingi komisi, istriku membelinya. Tepat kemarin sore, di tv ada acara yang berisi tentang madu. Dari khasiat madu (asli) yang tak perlu dipertanyakan lagi, cara membuat madu (yang sudah pasti nggak asli lagi), hingga cara membedakan yang asli dan palsu.

Kalau dahulu, untuk mengetahui madu palsu hanya dengan cara memberikan madu ke semut, memasukkannya ke lemari pendingin atau dengan menceplokkan sebutir telur. Kalau madu di'keroyok' semut, membeku dan telur yang diceplok tidak masak-- berarti madunya palsu. Tapi seiring perkembangan ilmu pengetahuan, kelemahan madu palsu bisa di tutupi dengan menambahkan tepung kanji (supaya semut nggak suka), glukosa (agar tak membeku di lemari es) dan cuka (supaya telurnya bisa masak).

Ada virus, tentu juga ada anti virus. Bagaimanapun canggihnya si pembuat madu palsu menipu, masih juga ada kelemahan terhadap buatannya itu. Yaitu dengan cara dipanaskan. Jika dipanaskan hingga mendidih, dan setelah didinginkan si madu ternyata menggumpal keras, madu itu sah mendapat titel MADU PALSU. Dan setelah di uji lab, madu yang kubeli dari teman istriku itu ternyata madu palsu.


Istriku terbengong, tak percaya sang kawan membohonginya. Tapi menurutku itu bukan sepenuhnya kesalahan temannya itu. Dia hanya mempromosikan produk orang yang ternyata bisa membahayakan pelanggannya. Pembuatnyalah yang patut disumpahserapahi. Dengan alasan susahnya mencari pekerjaan, ia tega 'membunuh' pelan-pelan saudara sebangsanya. Aku tak habis pikir, kenapa orang-orang seperti ini banyak menghiasi negeri ini. Hingga bangsa penjajah saja pernah mencap kalau bangsa Indonesia adalah bangsa yang paling mudah ditaklukkan. Bukan karena zaman penjajahan dulu banyak penjual madu palsu, tapi gara-gara mental penjilat sebagian orang. Karena itu juga, sampai sekarang Indonesia belum benar-benar merdeka.

Maaf jika topik tulisan ini malah melebar. Tapi sebenarnya aku hanya ingin mengambil sample (kebetulan lagi gondok sama pemalsu madu itu), mengapa negara kita yang kaya akan hasil bumi ini, malah jadi negara yang kaya akan hutang.

Tidak ada komentar: