
Masih lekat di benak, 10 Tahun yang lalu, saat berjayanya hantu Krisis Moneter, kerusuhan pecah di setiap sudut kota besar. Perampokan, pembakaran, pencurian hingga pemerkosaan jadi trend kala itu. Penistaan salah satu etnis jadi tontonan biasa (macam reality show aja). Jam malam diberlakukan. Letusan senpi yang selalu setia mengintai korbannya jadi musik pengantar tidur. Daftar orang hilang kian hari kian panjang. Hukum yang berlakuadalah hukum rimba. Homo homini lupus : manusia yang satu adalah srigala bagi manusia lainnya.
Siang atau malam gak ada bedanya. MENCEKAM!!!. Pemerintah beserta aparatnya gak bisa lagi ngasi rasa aman. Cemmana lagi tu??. Harga2 melonjak. Orang kaya, mendadak jatuh miskin. Orang miskin, mau jatuh jadi apa? Makan yang tadinya 3x sehari jadi 2x sehari. Nasi pun dah dicampur jagung biar bisa buat makan sekeluarga. Sedih kali lah.
Kalau pada 1966 mahasiswa dan rakyat menelurkan 3 tuntutan yang ngetop dengan Tritura, tahun ’98 tuntunan bertambah jadi 10. Namanya jadi Sepultura (Sepuluh Tuntutan Rakyat), mirip nama band metal asal Brazil. Puncaknya, Bapak Pembangunan Suharto yang 32 tahun jadi orang nomor satu di republik ini terpaksa turun tahta.
Pasca bergantinya tampuk pimpinan, negeri kita tercinta ini mulai membangun lagi puing-puing perekonomian. Rasanya baru sebentar menikmati keadaan keuangan Indonesia yang lumayan stabil (setelah digoyang krisis moneter plus melonjaknya harga minyak dunia gara2 badai Katrina yang menghantam benua amerika), eh, datang pulak lagi monster yang gak kalah gawat bernama KRISIS GLOBAL. Namanya aja dah global, ya dah pasti yang ngerasain smua umat yang hidup di dunia yang kejam ini (klo dah mati ya gak ngerasain lahhh).
Indonesia, negara yang pernah dijuluki Macan Asia kembali terluka. Belum lagi beres masalah2 dalam negeri yang menumpuk, dah datang pulak krisis kiriman negara adidaya Amerika Serikat. PHK (Pemutusan hubungan Kerja) jadi awal krisis2 lain yang bakal mengikuti setelah itu.
Mudah2an pemerintah bisa belajar dari masa lalu. Kekmana ngatasi badai krisis moneter. Bisa memberi rasa aman ke rakyat. Jangan bisanya hanya cuci tangan. Ngeluarin SKB 4 Menteri yang isinya dinilai merugikan kaum pekerja. Bisa2 kudeta lagi nanti. Jangan sampailah negeri ini bernasib seperti negeri tetangga, Thailand yang gak habis2nya didera kudeta.
Ditambah lagi, 2009 nanti bakal digelar pesta rakyat alias Pemilu. Konflik antar para pendukung partai bakal menghantui. Yang ngerinya lagi, tak ada lawan kawan pun jadi. Sama yang satu partai aja adu jotos. Cemmana pulak sama partai lain??? Ingat!! Kerusuhan sekecil apapun bakal menyulut kerusuhan2 lain. Laksana tumpahan bensin yang terkena percikan api. Langsung menyebar.
Tau grup musik legendaris Scorpion? Ada sebaris lirik di lagunya yang berjudul Under The Same Sun yang kalau kita renungi, hayati, bakal bisa memecahkan semua masalah yang menggerogoti pikiran kita.
’cause we all live under the same sun
We all walk under the same moon
Then why, why can’t we live as one?
yang kira2 kalau diubah ke bahasa Indonesia artinya begini :karena kita hidup dibawah matahari yang sama, kita berjalan dibawah bulan yang sama, jadi, mengapa kita tidak bisa hidup bersatu?. Ya, persatuan yang kuat lah yang bisa menahan gelombang badai krisis. Masak gak ingat, dulu guru kita pernah mengajarkan. Kalau lidi sebatang mudah dipatahin, tapi kalau seikat bakalan susah patahnya. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh sudah jadi slogan kita saat merebut kemerdekan melawan Belanda dengan senjata andalannya, Devide et impera (politik adu domba).
Yaaahhh, kita sebagai rakyat kecil hanya bisa berdoa, berdoa dan berdoa. Berdoa agar para pemimpin bangsa ini mampu menahan emosi, mampu berfikir lebih jernih untuk memajukan kesejahteraan rakyat tanpa tedeng aling-aling. Kalaulah para calon pemimpin itu pernah sekolah (walaupun mungkin gak tamat) pasti pernah disuruh menghapal sama gurunya tentang isi Pembukaan UUD 1945 khususnya alinea ke-4. Disitu tertera dengan jelas apa kewajiban pemerintah untuk rakyatnya.
“… untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,…”
Mana ada orang yang mau hidup menderita. Semua berpulang pada diri kita masing-masing. Mampukah kita untuk tidak membuat orang lain menderita? Mampukah kita bersatu untuk sama2 melewati krisis ini? Hanya satu kata dari saya, piss…
Siang atau malam gak ada bedanya. MENCEKAM!!!. Pemerintah beserta aparatnya gak bisa lagi ngasi rasa aman. Cemmana lagi tu??. Harga2 melonjak. Orang kaya, mendadak jatuh miskin. Orang miskin, mau jatuh jadi apa? Makan yang tadinya 3x sehari jadi 2x sehari. Nasi pun dah dicampur jagung biar bisa buat makan sekeluarga. Sedih kali lah.
Kalau pada 1966 mahasiswa dan rakyat menelurkan 3 tuntutan yang ngetop dengan Tritura, tahun ’98 tuntunan bertambah jadi 10. Namanya jadi Sepultura (Sepuluh Tuntutan Rakyat), mirip nama band metal asal Brazil. Puncaknya, Bapak Pembangunan Suharto yang 32 tahun jadi orang nomor satu di republik ini terpaksa turun tahta.
Pasca bergantinya tampuk pimpinan, negeri kita tercinta ini mulai membangun lagi puing-puing perekonomian. Rasanya baru sebentar menikmati keadaan keuangan Indonesia yang lumayan stabil (setelah digoyang krisis moneter plus melonjaknya harga minyak dunia gara2 badai Katrina yang menghantam benua amerika), eh, datang pulak lagi monster yang gak kalah gawat bernama KRISIS GLOBAL. Namanya aja dah global, ya dah pasti yang ngerasain smua umat yang hidup di dunia yang kejam ini (klo dah mati ya gak ngerasain lahhh).
Indonesia, negara yang pernah dijuluki Macan Asia kembali terluka. Belum lagi beres masalah2 dalam negeri yang menumpuk, dah datang pulak krisis kiriman negara adidaya Amerika Serikat. PHK (Pemutusan hubungan Kerja) jadi awal krisis2 lain yang bakal mengikuti setelah itu.
Mudah2an pemerintah bisa belajar dari masa lalu. Kekmana ngatasi badai krisis moneter. Bisa memberi rasa aman ke rakyat. Jangan bisanya hanya cuci tangan. Ngeluarin SKB 4 Menteri yang isinya dinilai merugikan kaum pekerja. Bisa2 kudeta lagi nanti. Jangan sampailah negeri ini bernasib seperti negeri tetangga, Thailand yang gak habis2nya didera kudeta.
Ditambah lagi, 2009 nanti bakal digelar pesta rakyat alias Pemilu. Konflik antar para pendukung partai bakal menghantui. Yang ngerinya lagi, tak ada lawan kawan pun jadi. Sama yang satu partai aja adu jotos. Cemmana pulak sama partai lain??? Ingat!! Kerusuhan sekecil apapun bakal menyulut kerusuhan2 lain. Laksana tumpahan bensin yang terkena percikan api. Langsung menyebar.
Tau grup musik legendaris Scorpion? Ada sebaris lirik di lagunya yang berjudul Under The Same Sun yang kalau kita renungi, hayati, bakal bisa memecahkan semua masalah yang menggerogoti pikiran kita.
’cause we all live under the same sun
We all walk under the same moon
Then why, why can’t we live as one?
yang kira2 kalau diubah ke bahasa Indonesia artinya begini :karena kita hidup dibawah matahari yang sama, kita berjalan dibawah bulan yang sama, jadi, mengapa kita tidak bisa hidup bersatu?. Ya, persatuan yang kuat lah yang bisa menahan gelombang badai krisis. Masak gak ingat, dulu guru kita pernah mengajarkan. Kalau lidi sebatang mudah dipatahin, tapi kalau seikat bakalan susah patahnya. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh sudah jadi slogan kita saat merebut kemerdekan melawan Belanda dengan senjata andalannya, Devide et impera (politik adu domba).
Yaaahhh, kita sebagai rakyat kecil hanya bisa berdoa, berdoa dan berdoa. Berdoa agar para pemimpin bangsa ini mampu menahan emosi, mampu berfikir lebih jernih untuk memajukan kesejahteraan rakyat tanpa tedeng aling-aling. Kalaulah para calon pemimpin itu pernah sekolah (walaupun mungkin gak tamat) pasti pernah disuruh menghapal sama gurunya tentang isi Pembukaan UUD 1945 khususnya alinea ke-4. Disitu tertera dengan jelas apa kewajiban pemerintah untuk rakyatnya.
“… untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,…”
Mana ada orang yang mau hidup menderita. Semua berpulang pada diri kita masing-masing. Mampukah kita untuk tidak membuat orang lain menderita? Mampukah kita bersatu untuk sama2 melewati krisis ini? Hanya satu kata dari saya, piss…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar