Kebakaran tempat hiburan malam ternama di Medan, M-City yang menewaskan 20 orang termasuk 4 ajudan Gubsu Syamsul Arifin, menyisakan sebuah kisah misteri. Menurut beberapa saksi mata yaitu penjaga rumah dinas Gubsu (satpol PP), sebelum tragedi kebakaran terjadi, ada seorang nenek-nenek yang berhasil masuk ke rumah dinas hingga mengetuk pintu kamar Gubsu tanpa sepengetahuan 8 orang Satpol PP yang bertugas dinihari itu.
Cerita misteri nenek tua, jam empat dini hari sampai masuk ke rumah dinas Gubernur Syamsul Arifin SE, Jalan Sudirman Medan secara misterius, ternyata masih menjadi pembicaraan hangat di Pemprovsu, bahkan cerita diluar pemikiran manusia ini diyakini kebenarannya.
Bahkan, sebagian Satpol PP yang termutasi karena dianggap lalai dalam tugas, mulai mau buka mulut. Intinya, membenarkan kejadian itu. dan mereka mengaku (satpol PP) sempat menggotong nenek tua itu keluar dari dalam lingkungan rumah, setelah ketahuan mengetuk pintu kamar ajudan hendak mau ketemu pak Gubsu.
Menurut cerita salah seorang Satpol PP yang termutasi AK, menyebutkan pada wartawan koran ini di kantor Gubsu kemarin, (7/12) nenek tua tersebut menggunakan tongkat dan logatnya tidak pas menggunakan bahasa Indonesia.
" Ia datang jam empat dini hari, saat ditemukan ia sempat megentuk rumah ajudan gubsu. Yang disampingnya pas kamar tidur pak Gubsu" jelas AK memulai ceritanya.
Menurut AK, kejadian itu, sekitar tiga minggu lalu, tanggal dan waktu ia sudah lupa. Mereka berjaga setiap malam 1 pleton dengan jumlah 8 orang. Yang tugas jaga di kantor Gubsu seluruhnya ada 3 pleton, dengan sistem kerja aplusan.
Pada malam itu, regu pertama menjaga malam. Komandan regunya ANR, pada saat menjaga tersebut lah kejadian nenek tua itu datang.
Sepengetahuan AK, nenek tua lolos dari pantauan petugas satpol PP, bahkan mereka mengetahui, setelah si nenek misterius itu sudah masuk kedalam rumah dinas dan mengetuk pintu kamar ajudan, katanya mengulangi. "Heranya kami, ia tidak diketahui dari mana masuk, kemudian bisa tahu mengetuk kamar ajudan, padahal orang yang sekali dua kali masuk ke rumah dinas itu, tidak mengetahui itu kamar ajudan, disebabkan ke kamar itu liku-likunya banyak," katanya.
Kemudian, nenek tua terdeteksi petugas, karena suara tongkatnya terdengar berbunyi dilantai. "Kami mendengar suara tak-tik-tuk, kami lihat ternyata seorang nenek-nenek"jelas AK.
"Setelah diamankan," lanjut AK, "nenek tua itu kami bawa ke pos lalu ditanyai apa maksudnya, dia tidak mau menjawab banyak, bahkan bahasa Indonesianya tidak sempurna. Saya hanya bisa memahami perkatannya ia mengaku mau bertemu Gubsu.
"Saya mau ketemu bapak (Gubsu)," itu saja katanya sangat singkat jelas AK menirukan perkataan nenek tua itu.
karena kami anggap tidak masuk akal dan sudah dini hari, sebagai pengaman, tidak mengambulkan permintaanya, sebab kami sudah diperintahkan, tidak membolehkan siapun orang masuk kerumah Dinas, kalau statusnya tidak jelas. Apa lagi datang malam-malam.
Lalu nenek tua itu digotong lewat pintu samping dan dan kami suruh pulang." Kami tidak tahu ke mana ia selanjutnya, teragnya lagi.
Lanjut AK, ia memang sudah berpikir-pikir malam itu, apa gerngan hingga nenek tua itu masuk ke rumah Dinas tanpa tersensor pengamaman. " Saya sudah berpikir ini pertanda buruk, tetapi karena tugas kami terpaksa menyuruhnya pulang," ungkapnya.
Herannya, masuknya nenek tua itu tidak ada yang tau. Sebab, baik pintu belakang, samping serta pintu lain, sudah dipintu dan pos-pos penjagaan dijaga dengan ketat, namun kami tetap kebobolan, imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan anggota Satpol PP yang ikut termutasi Derizal Lubis (DL), ia juga mengakui kedatangan nenek tua itu. cuman diherankanya, setelah peristiwa itu, rawut wajah nenek tua itu tidak bisa dibayangkannya, kek mana persisnya. Hanya, ia mendengar pengakuan nenek tua itu, sampai sekarang, hanya mau ketemu Gubsu, itu saja. katanya.
Disinggung perpindahan mereka, terkait dengan masuknya nenek tua itu, tidak dipersoalkan mereka. bahkan ia mengaku senang, setelah dipindahkan. " Kita, tidak menyesal, karena tugas semampu kita sudah dijalankan. Soal dimutasi itu hal biasa," terangnya.
Namun, menurutnya baru ia menyadari, apa arti semua peritiwa nenek tua itu. Setelah terjadi peristiwa belakangan ini menewaskan 4 ajudan Gubsu tersebut." Ternyata baru hari ini saya paham apa artinya semua itu. mudah-mudahan tidak terjadi lagi"ujarnya singkat.
Pak Kumis, kembali ditemuai wartawan koran ini, ia tidak membantah hal itu, bahkan menurutnya, peristiwa nenek tua itu, seingatnya sudah kedua kalinya terjadi. Pertama pada jaman mendiang T. Rizal Nurdin dan pak Gubsu sekarang.
Peristiwanya pun, persis sama. tujuanya mau ketemua pak Gubsu. Sedangkan menjadi korban juga pasca didatangi nenek-nenek sama-sama empat, baik waktu jaman Rizal Nurdin. " Pasca didatangi nenek-nenek secara misterius ini, korbanya empat orang. Waktu itu juga empat ajudan mendiang Rizal Nurdin ikut tewas di dalam pesawat. Yang membedakanya, masa Gubsu Syamsul hanya ajudannya empat yang tewas,"katanya.
Lanjut pak kumis, ia tidak tau betul apakah ada hubuganya dengan nenek tua ini. Namun, ada saksi, dan peristiwa ini diketahui banyak orang. " Apa kah ini takhayul atau bagaimana, kita tidak menuduh. Tetapi kalau dikait-kaitkan sangat logika"jelasnya.
Misalnya, nenek tua misterius itu dikatakan sempat mengetuk pintu kamar ajudan, dibenarkan petugas keamaman. Berselang beberapa hari terjadi peristiwa, meniggalnya empat ajudan gubsu Syamsul. Begitu juga, pada mendiang T. Rizal Nurdin, nenek misterius itu juga tidak diperkenankan bertemu. Tidak berapa lama, peristiwa menghebohkan juga terjadi. dengan jatuhnya peswat yang mengakibatkan Rizal Nurdin dan empat orang ajudanya.
" Sanya hanya bisa berpikir, mari kita merenung. Mudah-mudahan ini sebagai bahan pelajaran bagi kita,"tandasnya.