Ahlan wa Sahlan

Bagi para pencari video porno berformat 3gp atau apapun, gambar bugil, atau apa saja yang berbau mesum, seks dan narkoba, jangan harap bisa menemukannya di blog ini. Artikel di blog ini adalah curahan hati kaum lemah yang selalu dipinggirkan oleh hukum yang berlandaskan materi semata.

Rabu, 16 Mei 2012

Ngurus Akte??? RIBET...

Ribetnya buat akte kelahiran jadi bukti nyata bobroknya sistem administrasi negara. Selembar kertas bertanda tangan Kepala Dinas Kependudukan itu jadi salah satu biang menghambat pendidikan. Mulai ngurusnya yang ribet, sampai biaya yang mencekik.

Bayangkan, orang tua yang mau membuat akte harus rela menjalani sidang dengan saksi minimal 2 orang. Baru setelah itu stempel pengadilan yang nggak seberapa itu dibawa ke Dinas Kependudukan. Bukan itu saja, kita juga harus menyiapkan uang minimal Rp100 ribu untuk satu akte plus waktu tunggu 2-3 minggu hingga akte selesai.

Kalau dipikir-pikir (bagi yang suka mikir), apalah dosa rakyat ini hingga pemerintah selalu saja mempersulit segala pengurusan surat-surat. Atau mungkin ini salah satu program guna mendukung gerakan Keluarga Berencana? Logikanya, orang tua malas bikin banyak anak, karena bakal susah ngurus aktenya. Trus kalau si anak sudah dewasa, ngurus KTPnya juga susah. Setelah itu kalau anak mau nikah, ngurus surat keterangan belum menikahnya juga sulit. WADOOOOHHH...

Tapi, ribetnya ngurus akte ini mungkin malah buat angka aborsi meningkat. Entahlah... Sudahlah ribet hidup ini, makin ditambah ribet lagi.

Selasa, 15 Mei 2012

8 Tahun

Selasa, 15 Mei 2012... Tepat 8 tahun aku membina rumah tangga. Alhamdulillah, keluarga kecilku sehat dan bahagia. Istriku makin manis, anak-anakku makin gendut. Mereka lah inspirasi yang tak pernah terputus bagiku. Meski ada beberapa target yang masih belum terpenuhi, yaitu punya rumah sendiri. Karena memang kami masih membangun perekonomian rumah tangga menuju ke taraf mapan. Banyak kenangan yang tak akan pernah habis dituliskan. Jika ditulis, kesenangan yang akan mendominasi.

Benar kata orang bijak. Membina rumah tangga harus dengan komunikasi yang baik. Bukan saja antara suami dan istri, tapi juga dengan anak-anak. Aku seorang ayah yang lumayan demokrasi, tapi juga otoriter. Anak-anakku juga punya pemikiran yang sangat kritis. Banyak tanya, banyak protes dan juga banyak makan.

Dan aku... masih terjebak di kantor ini. 10 tahun tanpa kenaikan yang signifikan. Aku butuh moment yang tepat untuk melangkah maju. Bukan menjadi kelas pekerja, tapi naik kasta ke pengusaha. Insya Allah, tahun ini harus resign dan membangun kerajaan sendiri.

Semoga kami diberikan dan diberkahi umur panjang. Aminnn... Tunggu kami, Tanah Suci...